KARAKTERISTIK EVALUASI PENGEMBANGAN SOSIAL
ANAK USIA DINI
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Perkembangan Sosial Emosional AUD 3 SKS
Dosen Mata Kuliah ,
Perkembangan Sosial Emosional AUD 3 SKS
Dosen Mata Kuliah ,
Disusun
Oleh:
Kristiani 1513054008
Yuni Rahma Setiani 1513054012
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan
Syukur saya Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwasanya saya telah dapat
membuat makalah tentang karakteristik evaluasi
pengembangan social anak usia dini.
walaupun
banyak sekali hambatan dan kesulitan yang saya hadapi dalam menyusun makalah
ini, dan mungkin makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan
sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya.
Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu Dosen supaya saya dapat lebih baik
lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari, dan semoga makalah ini
berguna bagi siapa saja terutama bagi teman-teman.
Bandar
Lampung, Juni 2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................................ ...... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ...... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. ...... iii
I. PENDAHULUAN............................................................................................... ...... 1
1.1 Latar
Belakang Masalah............................................................................... ...... 1
1.2 Rumusan
Masalah......................................................................................... ...... 2
1.3 Tujuan
Masalah ........................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN................................................................................................. ...... 3
2.1 Karakteristik Evaluasi Pengembangan Sosial Emosional AUD................... ....... 3
2.2 Teknik Evaluasi............................................................................................. ...... 8
III. PENUTUP........................................................................................................... ...... 17
3.1
Kesimpulan.......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. ...... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan dilakukan manusia
sepanjang hayatnya atau dikenal dengan istilah long life education. Makna kata
tersebut mengharuskan manusia untuk menjalani pendidikan selama manusia
tersebut melakukan tugasnya setiap hari. Pendidikan anak usia dini merupakan
jenjang pendidikan usia nol sampai enam tahun.
Usia nol sampai enam tahun merupakan
masa peka bagi anak sehingga para ahli menyebutnya masa golden age, karena
perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat pesat dan sebagai
penanaman karakter dimasa usia anak mencapai dewasa.
Pendidikan karakter pada anak usia
dini dilakukan melalui penanaman kebiasaan tentang perilaku yang baik dalam
kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi,
kepedulian serta menerapkan kebaikan dalam kehidupan sosial.
Perilaku sosial merupakan aktivitas yang dilakukan
dengan berhubungan pada orang disekitar kita, baik itu keluarga, teman, guru
dan masyarakat. Ketika anak berhubungan dengan orang lain maka akan terjadi
interaksi sosial yang dapat memacu emosi yang diwujudkan dalam suatu tindakan.
Emosi merupakan suatu keadaan
perasaan yang bergejolak dalam diri seseorang yang disadari dan dan diungkapkan
melalui tindakan. Dalam pengungkapan emosi anak dalan kehidupan sosial maka
dibutuhkan adanya evaluasi atau penilaian baik buruknya perilaku anak tersebut.
Maka dari itu kami akan membahas tentang pengembangan sosial emosi pada anak
usia dini dengan judul “Evaluasi
pengembangan sosial emosi pada anak usia dini”.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimanakah
karakteristik evaluasi pengembangan sosial emosional AUD?
1.2.2
Apa saja teknik
evaluasi pengemabangan sosial emosional AUD?
1.3
Tujuan
1.3.1
Mengetahui karakteristik evaluasi pengembangan sosial emosional AUD.
1.3.1
Mengetahui teknik
evaluasi pengemabangan sosial emosional AUD.
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1
KARAKTERISTIK EVALUASI PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL AUD
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Evaluasi
Ada beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli,
sebagai berikut diantaranya :
a)
Linn dan
Gronlund
Evaluasi merupakan proses yang sistematis untuk
pengumpulan, penganalisisan, dan penafsiran data/informapat mencapai tujuan
pembelajaran.
b)
Ralph tayler
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data dan
menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai.
c)
guba
Evaluasi merupakan suatu proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu itu
dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, dll.
Berdasarkan
definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses
memilih, mengumpulkan, dan menafsirkan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi pada
pendidikan anak usia dini merupakan usaha untuk mendapatkan berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil
dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai anak melalui kegiatan
belajar. Bentuk penilaian di PAUD atau TK disebut asesmen yaitu suatu proses
pengamatan, pencatatan dan pendokumentasian kinerja dan karya anak didik dan
bagaimana ia melakukannya sebagai dasar pengambilan keputusan pendidikan anak
sebagai acuan langkah kedepannya
Meskipun terdapat
berbagai alasan dilaksanakannya evaluasi, namun tujuan umunya adalah untuk
membuat suatu keputusan. Evaluasi dapat dilakukan untuk memperbaiki program,
menghentikan program atau membandingkan program.
Dalam
hubungannya dengan penilaiaan terhadap anak usia dini. The National Association
of Early Childhood Specialist (NAEYC, 1991) dalam Beaty (1994) merumuskan tujuan
mengevaluasi anak usia dini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk merencanakan
pembelajaran individual dan kelompok, serta untuk berkomunikasi dengan para
orang tua.
2.
Untuk mengidentifikasi
apakah anak memerlukan bantuan atau layanan khusus.
3.
Untuk mengevaluasi
apakah tujuan program pendidikan anak usia dini sudah tercapai atau belum.
Evaluasi secara singkat juga dapat
diidentifikasikan sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat
mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk
belajar lebih baik.
Adapun tujuan lain dari proses
mengevaluasi di TK :
1.
Untuk
mengetahui ketercapaian, kemampuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
2.
Untuk
merangsang kegiatan anak TK dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
3.
Untuk
mencari keberhasilan atau tidak berhasil dalam proses belajar.
4.
Untuk
memperoleh informasi apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan
anak.
5.
Untuk
memperolah masukan tentang kekuatan dan kelemahan dari suatu kegiatan belajar
sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kegiatan balajar berikutnya.
6.
Untuk
mendapat gambaran tentang pola dan gaya interaksi anak dengan orang lain.
Apabila ditelaah
lebih lanjut maka tujuan penilaian tersebut adalah untuk merencanakan kurukulum
individual bagi anak, meningkatkan perkembangan kemampuan anak selanjutnya,
serta keberhasilan belajar anak di kelas. Dengan demikian, penilaian terhadap
anak usia dini adalah menilai perkembangannya. Pelaksanaan evaluasi, dalam
pendidikaan mempunyai kaitan yang erat dengan belajar dan mengajar. Disamping
itu, evaluasi harus mampu memperdayakan guru, siswa dengan orang tua. Para
pendidik anak usia dini harus memandang penilaian sebagai suatu kesempatan
untuk merefleksikan pengalaman anak serta sebagai alat untuk mengetahui
kemajuan proses maupun hasil belajar anak. Dalam pendidikan anak usia dini guru
dan anak adalah alat penilaian yang penting dari tes-tes yang dianjurkan oleh
orang lain.
2.1.2 Prinsip Evaluasi
Banyak metode,
alat, dan prosedur untuk menilai perkembangan anak usia dini. Oleh karena itu,
sangatlah perlu bagi guru untuk mengetahui dan memahami jenis evaluasi yang
tepat untuk diterapkan . Sehubungan dengan tersebut, NAEYC dalam Beaty
(Masitoh, 2009) memberikan pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
evaluasi selama proses pembelajaran di TK oleh guru. Pedoman yang dimaksud
adalah berikut ini.
1.
Penilaiaan harus
dikaitakan dengan kurikulum, untuk mendapatkan hasil evaluasi yang tepat
sasaran dan tidak menyimprung dari tujuan maka pelaksanaan evaluasi harus
terkait dengan kurikulum.
2.
Hasil penelitian harus
dimanfaatkan untuk kepentingan anak.
Penilaian
bukan sekedar angka atau ungkapan deskriptif yang tidak bermakna dan tidak
memiliki manfaat untuk kemajuan anak sendiri. Dalam pelaksanaannya sebaiknya
guru memfokuskan pengamatan pada proses sesuatu yang terjadi dianggap penting
bagi anak, dan sebaiknya guru tidak sekedar menuliskan laporan dalam buku
pedoman.
3.
Penilaian harus
mencakup seluruh aspek perkembangan anak.
Perkembangan
manusia adalah utuh dan menyeluruh. Dengan demikian, proses evaluasi diharapkan
menyentuh keseluruhan aspek perkembangan anak.
4.
Penilaian melibatkan
observasi yang teratur dan periodik dari anak dalam berbagai keadaan yang
menggambarkan tingkah laku anak setiap saat.
5.
Penilaian didasarkan
pada prosedur yang menggambarkan kegiatan anak secara khusus dan menolak
pendekatan yang menempatkan anak dalam situasi yang dibuat-buat.
6.
Penilaian menggunakan
suatu alat dan prosedur yang tersusun, seperti koleksi karya anak, catatan
observasi yang sistematis, catatan yang percakapan dan wawancara dengan
guru-guru lain, serta rangkumankemajuan anak secara individual maupun dalam
kelompok.
7.
Penilaian harus
mengakui perbedaan individual anak.
8.
Penilaian tidak
mengabaikan kenyamanan psikologis anak, baik perasaan maupun harga dirinya.
9.
Penilaian harus
mendukung hubungan orang tua dengan anak dan tidak merusak kepercayaan orang
tua pada anaknya atas kemampuan yang dimilikinya atau merendahkan bahasa dan
kultur keluarga.
10.
Penilaian adalah suatu
komponen yang esensial dari perasaan guru. Guru adalah penilai utama.
11.
Penilaian menunjukan
keunggulan dan kemajuan anak. Apakah anak dapat melakukan ,dan tidak mengadili
jawaban yang salah atau apa yang tidak dapat dilakukan anak atau apa yang tidak
diketahui mereka.
12.
Penilaian adalah suatu proses kolaboratif yang
melibatkan anak dan guru, guru dan orang tua, sekolah dan masyarakat, dan
informasi dari penilaian diberikan kepada orang tua dengan bahasa yang dapat
dipahami oleh mereka.
13.
Penilaian mendorong
anak untuk berpartisipasi dalam menilai dirinya dan mencatat apa yang dapat
dilakukan anak secara mandiri maupun apa yang dapat dilakukan anak dengan
bantuan orang lain.
14.
Informasi tentang
setiap perkembangan dan belajar anak dikumpukan dan dicatat secara sistematis
untuk merencanakan pembelajaran-pembelajaran serta untuk berkomunikasi denga
orang tua.
15.
Ada suatu proses yang
teratur untuk informasi yang dibagikan antara guru dengan orang tua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun prinsip prinsip lain dalam
dalam mengevaluasi anak usia dini :
1.
Berpusat
pada anak
Penilaian
yang dilakukan hendaknya berpusat pada semua aktivitas yang dilakukan oleh
anak. Penilaian ini bertugas melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas yang
dilakukan oleh anak setiap saat, dimana saja dan kapan saja tanpa harus
menunggu waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan.
2.
Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara
berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan proses belajar anak didik sebagai hasil kegiatan pembelajaran.
3.
Menyeluruh/
keterpaduan
Perubahan perilaku yang ditetapkan
dalam tujuan pembelajaran perlu dicapai secara menyeluruh baik yang menyangkut
pengetahuan, sikap, perilaku, nilai, serta keterampilan. Penilaian bersifat
menyeluruh apabila penilaian yang digunakan mencakup aspek proses dan hasil
pengembangan yang secara bertahap menggambarkan perubahan perilaku.
4.
Lebih
mementingkan proses daripada hasil
Penilaian pada anak sebaiknya lebih
mementingkan pada pengamatan yang dilakukan selama proses yang berlangsung dan
bukan pada hasil akhirnya saja.
Penilaian yang paling baik dilakukan saat anak melakuakan aktivitas belajar
dan bermain. Untuk itu penilaian tidak selalu menggunakan “paper and pencil test”, tetapi lebih kepada pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas anak.
5. Berorientasi pada tujuan
Penilaian di TK berorientasi pada
kompetensi yang diharapkan, proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
6.
Objektif dan
alamiah
Dalam melakukan penilaian diusahakan
seobjektif mungkin, yaitu penilaian yang memperhatikan objeknya. Perasaan-
perasaan, keinginan- keinginan dan prasangka- prasangka penilaian sedapat mungkin
harus dikesampingkan pada saat menilai. Penilaian juga harus memperhatikan
perbedaan- perbedaan dan keunikan
perkembangan setiap anak sehingga penilaian tidak memberikan penafsiran yang
sama terhadap gejala yang sama pada anak.
7.
Mendidik
Hasil penilaian harus dapat
digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada semua anak dalam
meningkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil
penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi anak
yang belum berhasil. Dengan demikian, usaha penilaian dapat memperkuat perilaku
dan sikap yang positif.
8.
Konsisten
dan jujur
Penilaian yang dilakukan oleh lebih
dari dua orang penilai akan lebih dapat dipertanggungjawabkan ketika membuat
rekomendasi atau menentukan tindak lanjut.
9.
Kebermaknaan
Hasil penilaian harus bermakna bagi
guru, orang tua, anak didik dan pihak- pihak lain yang membutuhkan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
10.
Kesesuaian
Penilaian harus memperhatikan adanya
kesesuaian antara apa yang diajarkan di Tk dengan laporan yang dibuat.
2.2. TEKNIK EVALUASI
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah
proses memperhatikan seorang anak dalam melakukan suatu kegiatan atau melakukan
permainan, tanpa mencampuri kegiatan anak tersebut. Pengamatan seorang guru
haruslah peka, terperinci, dan deskriptif. Terutama dalam mengungkap
perkembangan sosial emosional anak. Sebagian besar anak-anak belum memiliki kemampuan
untuk menjelaskan dan memahami perasaan dan pikirannya sendiri. Anak-anak
sering kali mengungkapkan perasaannya melalui perbuatan. Berkenaan dengan hal
ini Cohen dan Stern (dalam CRI, 2000) mengungkapkan sebagai berikut.
Anak-anak
berkomunikasi dengan kita melalui mata mereka, kualitas suara mereka, sikap
tubuh mereka, gerak isyarat mereka, kelakuan mereka, senyum mereka,
lompat-lompatan mereka, kelesuan mereka. Mereka menunjukkan kepada kita,
melalui perbuatan mereka, dan juga melalui apa yang mereka buat, apa yang
terjadi dalam diri mereka. Ketika kita dapat menyelami arti dari perilaku
anak-anak secara menyeluruh, kita berada di jalur yang benar dalam proses
memahami mereka. Catatan guru tentang cara-cara mereka berkomunikasi akan
membantu dalam melihat mereka sebagaimana mereka apa adanya.
Lebih lanjut Beaty (1994)
mengemukakan bahwa observasi harus didasarkan pada kebaikan, kekuatan atau
keunggulan yang diperlihatkan anak untuk membantu perkembangannya, bukan
ditekankan pada kesalahan yang dilakukan anak. Observasi harus dilakukan dalam
situasi natural atau tidak dibuat-buat (artificial).
Gambar dibawah adalah salah satu
contoh pedoman observasi untuk memantau perkembangan sosial emosional anak TK
yang dapat dipergunakan guru.
FORMAT OBSEVARI UNTUK GURU
Nama Anak :.........................................................................
Tanggal :........................ .............. Waktu
....................
Nama Observasi :..................................................................................
Kemampuan Bersosialisasi dan
Mengendalikan Emosi Anak TK
Berhubungan baik dengan anak-anak
lain...............................................................................
Berhubungan baik dengan orang
dewasa.................................................................................
Dapat
berbagi...........................................................................................................................
Dapat
bergantian......................................................................................................................
Dapat mengekspresikan rasa marah
dengan cara yang tepat...................................................
Mempunyai satu teman lebih atau
khusus(sahabat)
................................................................
Membantu membersihkan
.......................................................................................................
Bergabung dengan permainan kelompok
................................................................................
Bekerja dalam kelompok kecil
dengan satu atau dua anak lain ..............................................
Dapat memberikan nama depan dan
nama keluarga ...............................................................
Melihat ke lawan bicara ketika
berbicara atau mendengarkan ...............................................
Menjaga dan berhati-hati dengan
bahan-bahan ......................................................................
Berpisah dari orang tua tanpa
menangis
.................................................................................
Tersenyum dan terlihat gembira
hampir setiap waktu
............................................................
Jarang mengganggu kegitan anak
lain
....................................................................................
Terlihat senang atas hasil yang
dicapainya
.............................................................................
Tidak takut mencoba hal-hal baru
..........................................................................................
Tidak terlalu takut pada binatang
dan serangga
.....................................................................
Kegiatan favorit anak:
...............................................................................................................................................
Buku dan cerita favorit anak :
..................................................................................................................................................
Komentar lain :
..................................................................................................................................................
|
2. Catatan
Anekdot
Adalah proses mendokumentasikan
kegiatan atau perilaku yang teramati berupa catatan ringkas. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan Patmonodewo (1993) yang mengatakan bahwa catatan
anekdot atau anecdotal record adalah kumpulan catatan tentang sikap dan
perilaku anak yang khusus, baik secara positif maupun negatif.
Catatan anekdot dilakukan
berdasarkan pengamatan sepintas dan ditulis lebih singkat dibandingkan laporan
deskriptif. Hasil pengamatan guru dapat dituangkan ke dalam tiga atau empat
kalimat, dan hanya perlu menyisipkan catatan yang diingatnya saja. Catatan
anekdot jenis ini sangat membantu guru dalam memahami bagaimana proses tingkah
laku bermula, bagaimana perkembangan tingkah laku tersebut dan bagaimana
akhirnya.
Berikut ini adalah contoh
catatan anekdot PAUD yang di dapat dari penilaian harian:![contoh-catatan-anekdot-paud.png](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![contoh-catatan-anekdot-paud.png](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
3. Daftar Checklist
Daftar Checklist merupakan cara yang
cepat dan mudah untuk mengukur keberadaan tingkah laku khusus anak. Daftar
Checklist juga dapat dipergunakan sebagai suatu cara untuk mendokumentasikan kejadian
penting tertentu yang sehubungan dengan perkembangan anak atau sebuah tujuan
atau sasaran instruksional. Daftar Checklist ini sangat berguna bagi guru yang
ingin mengetahui berapa kali dalam seminggu Ujang memukul temannya, berapa kali
dewi menangis atau berapa kali Ratna meminta pertolongan guru.
Adapun contoh daftar cheklist yang
dapat digunakan guru untuk memantau perkembangan sosial emosional anak, seperti
berikut.
Perkembangan Sosial Emosional
|
Tampak
|
Tidak Tampak
|
Komentar
|
A. Pengendalian diri dan Harga Diri
|
|
|
|
1.
Mendeskripsikan diri, keluarga,
dan kelompok budaya
a.
Mendeskripsikn diri
b.
Menceritakan keluarga
c.
Menggabungkan diri dan anggota
keluarga dalam kegiatan (menggambar, bermain, dan bercerita)
d.
Menerangkan budaya keluarga dan
tradisi (makan, hari libur, dan musik)
|
|
|
|
2.
Menunjukan sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
a.
Berpisah dengan orang tua tanpa
kesulitan
b.
Melakukan kontak mata langsung
c.
Meminta bantuan jika benar-benar
diperlukan.
|
|
|
|
3.
Menunjukan rasa percaya diri
a.
Menikmati berlatih
keahlian-keahlian baru
b.
Berbagai hasil-hasil yang telah
dicapai dengan yang lain.
c.
Menunjukan ketekunan untuk
menguasai sebuah keahlian
|
|
|
|
4.
Menunjukan kemandirian
a.
Tidak tergantung pada guru bantu
kelas
b.
Melakukan hal-hal sendiri
c.
Membuat pilihan-pilihan di kelas
|
|
|
|
5.
Menghormati hak-hak diri sendiri
dan orang lain
a.
Menunjukan rasa hormat pada diri
sendiri dan anak lain
b.
Menuntut keadilan dari anak lain
c.
Menjaga diri secara fisik atau
emosi
d.
Menyadari bahwa anak-anak lain
adalah manusia dan bukan benda mati.
|
|
|
|
B. Pengendalian Diri dan Interaksi
|
|
|
|
1.
Mengikuti hampir semua peraturan
dan kegiatan rutin
a.
Mengetahui dan menjalankan
rencana-rencana harian
b.
Mematuhi peraturan
c.
Menerangkan peraturan kelas
|
|
|
|
2.
Mengekspresikan emosi dengan cara
yang sesuai
a.
Mengekspreikan rasa marah atau
perasaan lain dengan kata-kata
b.
Mengenali dan menyebutkan berbagai
macam emosi
c.
Berpindah dari satu kondisi emosional (marah ke
tenang)
|
|
|
|
3.
Bermain sesuai umur
a.
Bermain sendiri
b.
Bermain dengan anak lain tanpa
atau sedikit interaksi (permainan paralel)
c.
Berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan kerja sama.
|
|
|
|
4.
Bekerja sama dalam permainan dan
interaksi dengan teman
a.
Memulai percakapan
b.
Melakukan ajakan bermain tidak
secara lisan dengan efektif
c.
Mendorong anak lain untuk ikut bermain
|
|
|
|
C. Perkembangan Sosial
|
|
|
|
1.
Menunjukan empati
a.
Menunjukan kesadaran akan perasaan
anak lain (kesedihan, kegemibira)
b.
Mendorong anak yang membutuhkan
bantuan
|
|
|
|
2.
Berbagi
a.
Menerima alternatif-alternatif
b.
Memberikan mainan pada anak lain.
c.
Membiarkan anak lain menyelesaikan
sesuatu
|
|
|
|
3.
Menerima tanggung jawab
a.
Menggunakan bahan-bahan dengan
cara yang benar
b.
Membantu membersihkan dan
merapikan
c.
Menyelesaikan tugas
|
|
|
|
4. Analisis Gambar Anak
Dalam
mengevaluasi gambar anak, guru dapat melakukannya dengan cara mengumpulkan
gambar-gambar anak yang pernah dibuat, dan melihat perkembangan dari hari
kehari.
Cara lain
adalah dengan cara anakdiminta mneggambar tema tertentu, misalnya menggambar
tentang keluarga, kemudian guru meminta anak untuk menceritakan gambar
tersebut. Karya yang dihasilkan oleh anak adalah sebuah gambar yang memberikan
makna pada guru tentang kemampuan perkembangan motorik halus anak dan daya
tangkap anak serta perkembangannya.
Dalam gambar
tersebut guru dapat mengetahui bagaiman perasaan anak terhadap anggota
keluarga, bagaimana anak memahami hubungan anggota keluarga satu sama lainnya,
bagaimana anak menggunakan ruang dan kesadarannya secara detail (rinci). Melalui gambar anak, guru
ataupun pengamat pendidikan lainnya akan mempelajari banyak hal tentang
bagaimana proses berpikir anak, apa yang diketahui anak tersebut, bagaimana ia
mengatur atau mengorganisasikan informasi tersebut, serta bagaimana ia
menghubungkannya dengan guru ketika ia melakukan respons (tanggapan) khusus
terhadap pertanyaan yang diajukan.
Selain itu,
melalui gambar yang dibuat anak, guru dapat melakukan analisis dan menemukan
permasalahan-permasalahan sosial emosioanal yang terjadi dalam diri anak yang
tercermin dalam produk gambat yang dibuatnya. Misalnya anak yang kurang
memiliki keberanian dan cenderung kurang percaya diri biasanya ia akan
menggamabr dengan bnetuk-bentuk yang kecil dan tidak sesuai dengan kertas
gambar yang dimilikinya, ragu-ragu atau menutupi gambar dengan tangan atau
badannya seolah takut dilihat orang . sementara anak yang sangat percaya diri
dan yakin pada kemampuannya akan memenuhi kertas dengan gambarannya yang
berukuran besar, terisi penuh, dan berwarna-warni. Ia tidak ragu-ragu
mencoret-coret gambarnya. Selain itu pemilihan warna pun dapat mencerminkan
kondisi psikologisnya. Misalnya anak yang tertekan ataupun memiliki masalah
emosional biasanya senang menggunakan warna hitam.
![gambar anak tk.jpg](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
Contoh
gambar yang dibuat anak.
5.
Analisis
Foto, Vcd, dan Audiotape
Dengan
metode ini guru akan mendapatkan informasi yang sangat menarik dan bermanfaat
berdasarkan data-data visual.
Pada awal
tahun ajaran baru, guru mengambil foto anak-anak dari berbagai sudut kekhasan
anak. Dalam foto tampak anak sedang menangis ketika ditinggal ibunya, ada anak
yang pemalu, pendiam, lincah, dan langsung memimpin anak yang lain dan
sebagainya. Guru juga dapat mengambil gambar interaksi mereka dengan
menggunakan handy camera. Dalam
bentuk audio guru pun dapat merekam suara anak, saat diwawancarai pertama kali
bertemu. Dan diakhir tahun ajaran, guru dapat melakukan pengambilan foto
kembali, merekam aktivitas anak melalui handycame
dan merekam suara mereka kembali.
Dengan dua
aktivitas ini, guru dapat membedakan melihat secara jelas perubahan apa yang
tampak dalam perkembangan sosial emosional mereka, dan anak-anak pun dapat
dilibatkan untuk mengevaluasikan diri mereka sendiri, dengan cara membandingkan
foto mereka diawal dan diakhir tahun ajaran.
6.
Percakapan
Atau Wawancara dengan Anak
Patmonodewo (1998) mengatakan bahwa percakapan adalah
metode penilaian yang dilakukan melalui bercakap-cakap atau wawancara antara
anak dengan guru baik didalam kelas maupun diluar kelas. Percakapan atau wawancara
dengan anak merupakan suatu cara pengumpulan informasi yang diperoleh secara
langsung dari anak. Anak menyadari bahwa anda sebagai guru tertarik pada cara
mereka berpikir dan merasakan emosi.
Percakapan
sebagai metode penilaian terdiri dari dua kategori, yaitu :
1.
Penilaian
percakapan yang terstruktur artinya, percakapan ini dilakukan dengan sengaja
oleh guru dengan menggunakan waktu khusus dan pedoman khusus walaupun
sederhana.
2.
Penilaian
percakapan tidak terstruktur artinya, percakapan yang dilakukan antarra guru
dan anak tanpa direncanakan secara khusus, di mana saja, kapan saja dalam
situsi informal.
Wawancara dengan anak dapat dberjalan dengan baik
selama anak merasa nyaman untuk bercerita, dilakukan dengan santai dan terdapat
banyak waktu dan ruang bagi anak untuk bebas berekspresi. Seorang guru dapat
memulai percakapan, misalnya dengan pertanyaan”ceritakan tentang keluargamu”,
“apa yang paling kamu suka di sekolah hari ini” dengan pertanyaan, maka guru
harus siap menerima dan mnedengarkan jawaban anak apa adanya. Ia harus bersedia
mendengarkan berbagai cerita anak dengan berbagai kemungkinan, bisa jadi ada
anak yang suka bercerita sehingga ia akan menjawab dengan panjang lebar atau
mungkin pula ada yang pendiam sehingga dibutuhkan keterampilan guru untuk
menstimulasi anak sehingga mau dan suka bercerita.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Evaluasi adalah
suatu proses memilih, mengumpulkan dan menafsirkan informasi untuk membuat
keputusan. Tujuan mengevaluasi anak usia dini adalah , untuk merencanakan
pembelajaran individual dan kelompok, serta untuk berkomunikasi dengan para
orang tua, untuk mengidentifikasi apakah anak memerlukan bantuan atau layanan
khusus dan untuk mengevaluasi apakah tujuan program pendidikan anak usia dini
sudah tercapai atau belum. Prinsip evaluasi adalah berpusat
pada anak, berkesinambungan, menyeluruh/ keterpaduan, menyeluruh/ keterpaduan,
mendidik, konsisten dan jujur, kebrmaknaan, kesesuaian dan sebagainya. Teknik
evaluasi pengembangan sosial emosional aud ada bebrapa cara yaitu, observasi,
catatan anekdot, daftar checklist, analisis gambar, analisis foto, vcd,
auditipe, dan wawancara.
DAFTAR PUSTAKA