Selasa, 31 Mei 2016

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI



KARAKTERISTIK EVALUASI PENGEMBANGAN SOSIAL
ANAK USIA DINI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Perkembangan Sosial Emos
ional AUD 3 SKS
Dosen Mata Kuliah ,


Disusun Oleh:
  Kristiani                                1513054008
  Yuni Rahma Setiani              1513054012





PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016


KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwasanya saya telah dapat membuat makalah tentang karakteristik evaluasi pengembangan social anak usia dini.
walaupun banyak sekali hambatan dan kesulitan yang saya hadapi dalam menyusun makalah ini, dan mungkin makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu Dosen supaya saya dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari, dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja terutama bagi teman-teman.
                                                                        Bandar Lampung,        Juni 2016













DAFTAR ISI
                                                                                                                          Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................................ ...... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ...... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. ...... iii
I.       PENDAHULUAN............................................................................................... ...... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... ...... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... ...... 2
1.3 Tujuan Masalah  ...........................................................................................        2
II.      PEMBAHASAN................................................................................................. ...... 3
2.1 Karakteristik Evaluasi Pengembangan Sosial Emosional AUD................... ....... 3
2.2 Teknik Evaluasi............................................................................................. ...... 8         
III.    PENUTUP........................................................................................................... ...... 17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. ...... 18



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pendidikan dilakukan manusia sepanjang hayatnya atau dikenal dengan istilah long life education. Makna kata tersebut mengharuskan manusia untuk menjalani pendidikan selama manusia tersebut melakukan tugasnya setiap hari. Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan usia nol sampai enam tahun.
Usia nol sampai enam tahun merupakan masa peka bagi anak sehingga para ahli menyebutnya masa golden age, karena perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat pesat dan sebagai penanaman karakter dimasa usia anak mencapai dewasa.
Pendidikan karakter pada anak usia dini dilakukan melalui penanaman kebiasaan tentang perilaku yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, kepedulian serta menerapkan kebaikan dalam kehidupan sosial.
Perilaku sosial merupakan aktivitas yang dilakukan dengan berhubungan pada orang disekitar kita, baik itu keluarga, teman, guru dan masyarakat. Ketika anak berhubungan dengan orang lain maka akan terjadi interaksi sosial yang dapat memacu emosi yang diwujudkan dalam suatu tindakan.
Emosi merupakan suatu keadaan perasaan yang bergejolak dalam diri seseorang yang disadari dan dan diungkapkan melalui tindakan. Dalam pengungkapan emosi anak dalan kehidupan sosial maka dibutuhkan adanya evaluasi atau penilaian baik buruknya perilaku anak tersebut. Maka dari itu kami akan membahas tentang pengembangan sosial emosi pada anak usia dini dengan judul “Evaluasi pengembangan sosial emosi pada anak usia dini”.







1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimanakah karakteristik evaluasi pengembangan sosial emosional AUD?
1.2.2        Apa saja teknik evaluasi pengemabangan sosial emosional AUD?

1.3  Tujuan
1.3.1    Mengetahui karakteristik evaluasi pengembangan sosial emosional AUD.
1.3.1        Mengetahui teknik evaluasi pengemabangan sosial emosional AUD.



















BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 KARAKTERISTIK EVALUASI PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL AUD
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Evaluasi
Ada beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli, sebagai berikut diantaranya :
a)      Linn dan Gronlund
Evaluasi merupakan proses yang sistematis untuk pengumpulan, penganalisisan, dan penafsiran data/informapat mencapai tujuan pembelajaran.
b)      Ralph tayler
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data dan menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
c)      guba
Evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu itu dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, dll.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses memilih, mengumpulkan, dan menafsirkan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi pada pendidikan anak usia dini merupakan usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai anak melalui kegiatan belajar. Bentuk penilaian di PAUD atau TK disebut asesmen yaitu suatu proses pengamatan, pencatatan dan pendokumentasian kinerja dan karya anak didik dan bagaimana ia melakukannya sebagai dasar pengambilan keputusan pendidikan anak sebagai acuan langkah kedepannya
Meskipun terdapat berbagai alasan dilaksanakannya evaluasi, namun tujuan umunya adalah untuk membuat suatu keputusan. Evaluasi dapat dilakukan untuk memperbaiki program, menghentikan program atau membandingkan program.
Dalam hubungannya dengan penilaiaan terhadap anak usia dini. The National Association of Early Childhood Specialist (NAEYC, 1991) dalam Beaty (1994) merumuskan tujuan mengevaluasi anak usia dini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk merencanakan pembelajaran individual dan kelompok, serta untuk berkomunikasi dengan para orang tua.
2.      Untuk mengidentifikasi apakah anak memerlukan bantuan atau layanan khusus.
3.      Untuk mengevaluasi apakah tujuan program pendidikan anak usia dini sudah tercapai atau belum.
Evaluasi secara singkat juga dapat diidentifikasikan sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik.
Adapun tujuan lain dari proses mengevaluasi di TK :
1.                  Untuk mengetahui ketercapaian, kemampuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
2.                  Untuk merangsang kegiatan anak TK dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
3.                  Untuk mencari keberhasilan atau tidak berhasil dalam proses belajar.
4.                  Untuk memperoleh informasi apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak.
5.                  Untuk memperolah masukan tentang kekuatan dan kelemahan dari suatu kegiatan belajar sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kegiatan balajar berikutnya.
6.                  Untuk mendapat gambaran tentang pola dan gaya interaksi anak dengan orang lain.

Apabila ditelaah lebih lanjut maka tujuan penilaian tersebut adalah untuk merencanakan kurukulum individual bagi anak, meningkatkan perkembangan kemampuan anak selanjutnya, serta keberhasilan belajar anak di kelas. Dengan demikian, penilaian terhadap anak usia dini adalah menilai perkembangannya. Pelaksanaan evaluasi, dalam pendidikaan mempunyai kaitan yang erat dengan belajar dan mengajar. Disamping itu, evaluasi harus mampu memperdayakan guru, siswa dengan orang tua. Para pendidik anak usia dini harus memandang penilaian sebagai suatu kesempatan untuk merefleksikan pengalaman anak serta sebagai alat untuk mengetahui kemajuan proses maupun hasil belajar anak. Dalam pendidikan anak usia dini guru dan anak adalah alat penilaian yang penting dari tes-tes yang dianjurkan oleh orang lain.

2.1.2 Prinsip Evaluasi
Banyak metode, alat, dan prosedur untuk menilai perkembangan anak usia dini. Oleh karena itu, sangatlah perlu bagi guru untuk mengetahui dan memahami jenis evaluasi yang tepat untuk diterapkan . Sehubungan dengan tersebut, NAEYC dalam Beaty (Masitoh, 2009) memberikan pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan evaluasi selama proses pembelajaran di TK oleh guru. Pedoman yang dimaksud adalah berikut ini.
1.      Penilaiaan harus dikaitakan dengan kurikulum, untuk mendapatkan hasil evaluasi yang tepat sasaran dan tidak menyimprung dari tujuan maka pelaksanaan evaluasi harus terkait dengan kurikulum.
2.      Hasil penelitian harus dimanfaatkan untuk kepentingan anak.
Penilaian bukan sekedar angka atau ungkapan deskriptif yang tidak bermakna dan tidak memiliki manfaat untuk kemajuan anak sendiri. Dalam pelaksanaannya sebaiknya guru memfokuskan pengamatan pada proses sesuatu yang terjadi dianggap penting bagi anak, dan sebaiknya guru tidak sekedar menuliskan laporan dalam buku pedoman.
3.      Penilaian harus mencakup seluruh aspek perkembangan anak.
Perkembangan manusia adalah utuh dan menyeluruh. Dengan demikian, proses evaluasi diharapkan menyentuh keseluruhan aspek perkembangan anak.
4.      Penilaian melibatkan observasi yang teratur dan periodik dari anak dalam berbagai keadaan yang menggambarkan tingkah laku anak setiap saat.
5.      Penilaian didasarkan pada prosedur yang menggambarkan kegiatan anak secara khusus dan menolak pendekatan yang menempatkan anak dalam situasi yang dibuat-buat.
6.      Penilaian menggunakan suatu alat dan prosedur yang tersusun, seperti koleksi karya anak, catatan observasi yang sistematis, catatan yang percakapan dan wawancara dengan guru-guru lain, serta rangkumankemajuan anak secara individual maupun dalam kelompok.
7.      Penilaian harus mengakui perbedaan individual anak.
8.      Penilaian tidak mengabaikan kenyamanan psikologis anak, baik perasaan maupun harga dirinya.
9.      Penilaian harus mendukung hubungan orang tua dengan anak dan tidak merusak kepercayaan orang tua pada anaknya atas kemampuan yang dimilikinya atau merendahkan bahasa dan kultur keluarga.
10.  Penilaian adalah suatu komponen yang esensial dari perasaan guru. Guru adalah penilai utama.
11.  Penilaian menunjukan keunggulan dan kemajuan anak. Apakah anak dapat melakukan ,dan tidak mengadili jawaban yang salah atau apa yang tidak dapat dilakukan anak atau apa yang tidak diketahui mereka.
12.   Penilaian adalah suatu proses kolaboratif yang melibatkan anak dan guru, guru dan orang tua, sekolah dan masyarakat, dan informasi dari penilaian diberikan kepada orang tua dengan bahasa yang dapat dipahami oleh mereka.
13.  Penilaian mendorong anak untuk berpartisipasi dalam menilai dirinya dan mencatat apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri maupun apa yang dapat dilakukan anak dengan bantuan orang lain.
14.  Informasi tentang setiap perkembangan dan belajar anak dikumpukan dan dicatat secara sistematis untuk merencanakan pembelajaran-pembelajaran serta untuk berkomunikasi denga orang tua.
15.  Ada suatu proses yang teratur untuk informasi yang dibagikan antara guru dengan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Adapun prinsip prinsip lain dalam dalam mengevaluasi  anak usia dini :
1.                  Berpusat pada anak
Penilaian yang dilakukan hendaknya berpusat pada semua aktivitas yang dilakukan oleh anak. Penilaian ini bertugas melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh anak setiap saat, dimana saja dan kapan saja tanpa harus menunggu waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan.
2.                  Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan proses belajar anak didik sebagai hasil kegiatan pembelajaran.
3.                  Menyeluruh/ keterpaduan
Perubahan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran perlu dicapai secara menyeluruh baik yang menyangkut pengetahuan, sikap, perilaku, nilai, serta keterampilan. Penilaian bersifat menyeluruh apabila penilaian yang digunakan mencakup aspek proses dan hasil pengembangan yang secara bertahap menggambarkan perubahan perilaku.
4.                  Lebih mementingkan proses daripada hasil
Penilaian pada anak sebaiknya lebih mementingkan pada pengamatan yang dilakukan selama proses yang berlangsung dan bukan pada hasil akhirnya saja.   Penilaian yang paling baik dilakukan saat anak melakuakan aktivitas belajar dan bermain. Untuk itu penilaian tidak selalu menggunakan “paper and pencil test”, tetapi lebih kepada pengamatan secara langsung terhadap aktivitas anak.
5.  Berorientasi pada tujuan
Penilaian di TK berorientasi pada kompetensi yang diharapkan, proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
6.                  Objektif dan alamiah
Dalam melakukan penilaian diusahakan seobjektif mungkin, yaitu penilaian yang memperhatikan objeknya. Perasaan- perasaan, keinginan- keinginan dan prasangka- prasangka penilaian sedapat mungkin harus dikesampingkan pada saat menilai. Penilaian juga harus memperhatikan perbedaan-  perbedaan dan keunikan perkembangan setiap anak sehingga penilaian tidak memberikan penafsiran yang sama terhadap gejala yang sama pada anak.
7.                  Mendidik
Hasil penilaian harus dapat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada semua anak dalam meningkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi anak yang belum berhasil. Dengan demikian, usaha penilaian dapat memperkuat perilaku dan sikap yang positif.
8.                  Konsisten dan jujur
Penilaian yang dilakukan oleh lebih dari dua orang penilai akan lebih dapat dipertanggungjawabkan ketika membuat rekomendasi atau menentukan tindak lanjut.
9.                  Kebermaknaan
Hasil penilaian harus bermakna bagi guru, orang tua, anak didik dan pihak- pihak lain yang membutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
10.              Kesesuaian
Penilaian harus memperhatikan adanya kesesuaian antara apa yang diajarkan di Tk dengan laporan yang dibuat.

2.2. TEKNIK EVALUASI
1.      Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses memperhatikan seorang anak dalam melakukan suatu kegiatan atau melakukan permainan, tanpa mencampuri kegiatan anak tersebut. Pengamatan seorang guru haruslah peka, terperinci, dan deskriptif. Terutama dalam mengungkap perkembangan sosial emosional anak. Sebagian besar anak-anak belum memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan memahami perasaan dan pikirannya sendiri. Anak-anak sering kali mengungkapkan perasaannya melalui perbuatan. Berkenaan dengan hal ini Cohen dan Stern (dalam CRI, 2000) mengungkapkan sebagai berikut.
            Anak-anak berkomunikasi dengan kita melalui mata mereka, kualitas suara mereka, sikap tubuh mereka, gerak isyarat mereka, kelakuan mereka, senyum mereka, lompat-lompatan mereka, kelesuan mereka. Mereka menunjukkan kepada kita, melalui perbuatan mereka, dan juga melalui apa yang mereka buat, apa yang terjadi dalam diri mereka. Ketika kita dapat menyelami arti dari perilaku anak-anak secara menyeluruh, kita berada di jalur yang benar dalam proses memahami mereka. Catatan guru tentang cara-cara mereka berkomunikasi akan membantu dalam melihat mereka sebagaimana mereka apa adanya.

Lebih lanjut Beaty (1994) mengemukakan bahwa observasi harus didasarkan pada kebaikan, kekuatan atau keunggulan yang diperlihatkan anak untuk membantu perkembangannya, bukan ditekankan pada kesalahan yang dilakukan anak. Observasi harus dilakukan dalam situasi natural atau tidak dibuat-buat (artificial).

Gambar dibawah adalah salah satu contoh pedoman observasi untuk memantau perkembangan sosial emosional anak TK yang dapat dipergunakan guru.








FORMAT OBSEVARI UNTUK GURU
Nama Anak                 :.........................................................................
Tanggal                       :........................           .............. Waktu ....................
Nama Observasi          :..................................................................................
Kemampuan Bersosialisasi dan Mengendalikan Emosi Anak TK
Berhubungan baik dengan anak-anak lain...............................................................................
Berhubungan baik dengan orang dewasa.................................................................................
Dapat berbagi...........................................................................................................................
Dapat bergantian......................................................................................................................
Dapat mengekspresikan rasa marah dengan cara yang tepat...................................................
Mempunyai satu teman lebih atau khusus(sahabat) ................................................................
Membantu membersihkan .......................................................................................................
Bergabung dengan permainan kelompok ................................................................................
Bekerja dalam kelompok kecil dengan satu atau dua anak lain ..............................................
Dapat memberikan nama depan dan nama keluarga ...............................................................
Melihat ke lawan bicara ketika berbicara atau mendengarkan ...............................................
Menjaga dan berhati-hati dengan bahan-bahan ......................................................................
Berpisah dari orang tua tanpa menangis .................................................................................
Tersenyum dan terlihat gembira hampir setiap waktu ............................................................
Jarang mengganggu kegitan anak lain ....................................................................................
Terlihat senang atas hasil yang dicapainya .............................................................................
Tidak takut mencoba hal-hal baru ..........................................................................................
Tidak terlalu takut pada binatang dan serangga .....................................................................
Kegiatan favorit anak:
...............................................................................................................................................
Buku dan cerita favorit anak :
..................................................................................................................................................
Komentar lain :
..................................................................................................................................................

2. Catatan Anekdot
Adalah proses mendokumentasikan kegiatan atau perilaku yang teramati berupa catatan ringkas. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Patmonodewo (1993) yang mengatakan bahwa catatan anekdot atau anecdotal record adalah kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak yang khusus, baik secara positif maupun negatif.
Catatan anekdot dilakukan berdasarkan pengamatan sepintas dan ditulis lebih singkat dibandingkan laporan deskriptif. Hasil pengamatan guru dapat dituangkan ke dalam tiga atau empat kalimat, dan hanya perlu menyisipkan catatan yang diingatnya saja. Catatan anekdot jenis ini sangat membantu guru dalam memahami bagaimana proses tingkah laku bermula, bagaimana perkembangan tingkah laku tersebut dan bagaimana akhirnya.
Berikut ini adalah contoh catatan anekdot PAUD yang di dapat dari penilaian harian:contoh-catatan-anekdot-paud.png








3.      Daftar Checklist
Daftar Checklist merupakan cara yang cepat dan mudah untuk mengukur keberadaan tingkah laku khusus anak. Daftar Checklist juga dapat dipergunakan sebagai suatu cara untuk mendokumentasikan kejadian penting tertentu yang sehubungan dengan perkembangan anak atau sebuah tujuan atau sasaran instruksional. Daftar Checklist ini sangat berguna bagi guru yang ingin mengetahui berapa kali dalam seminggu Ujang memukul temannya, berapa kali dewi menangis atau berapa kali Ratna meminta pertolongan guru.

Adapun contoh daftar cheklist yang dapat digunakan guru untuk memantau perkembangan sosial emosional anak, seperti berikut.
Perkembangan Sosial Emosional
Tampak
Tidak Tampak
Komentar
A.    Pengendalian diri dan Harga Diri



1.      Mendeskripsikan diri, keluarga, dan kelompok budaya
a.       Mendeskripsikn diri
b.      Menceritakan keluarga
c.       Menggabungkan diri dan anggota keluarga dalam kegiatan (menggambar, bermain, dan bercerita)
d.      Menerangkan budaya keluarga dan tradisi (makan, hari libur, dan musik)



2.      Menunjukan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
a.       Berpisah dengan orang tua tanpa kesulitan
b.      Melakukan kontak mata langsung
c.       Meminta bantuan jika benar-benar diperlukan.



3.      Menunjukan rasa percaya diri
a.       Menikmati berlatih keahlian-keahlian baru
b.      Berbagai hasil-hasil yang telah dicapai dengan yang lain.
c.       Menunjukan ketekunan untuk menguasai sebuah keahlian



4.      Menunjukan kemandirian
a.       Tidak tergantung pada guru bantu kelas
b.      Melakukan hal-hal sendiri
c.       Membuat pilihan-pilihan di kelas



5.      Menghormati hak-hak diri sendiri dan orang lain
a.       Menunjukan rasa hormat pada diri sendiri dan anak lain
b.      Menuntut keadilan dari anak lain
c.       Menjaga diri secara fisik atau emosi
d.      Menyadari bahwa anak-anak lain adalah manusia dan bukan benda mati.



B.     Pengendalian Diri dan Interaksi



1.      Mengikuti hampir semua peraturan dan kegiatan rutin
a.       Mengetahui dan menjalankan rencana-rencana harian
b.      Mematuhi peraturan
c.       Menerangkan peraturan kelas



2.      Mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai
a.       Mengekspreikan rasa marah atau perasaan lain dengan kata-kata
b.      Mengenali dan menyebutkan berbagai macam emosi
c.       Berpindah  dari satu kondisi emosional (marah ke tenang)



3.      Bermain sesuai umur
a.       Bermain sendiri
b.      Bermain dengan anak lain tanpa atau sedikit interaksi (permainan paralel)
c.       Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kerja sama.



4.      Bekerja sama dalam permainan dan interaksi dengan teman
a.       Memulai percakapan
b.      Melakukan ajakan bermain tidak secara lisan dengan efektif
c.       Mendorong anak lain untuk ikut bermain



C.    Perkembangan Sosial



1.      Menunjukan empati
a.       Menunjukan kesadaran akan perasaan anak lain (kesedihan, kegemibira)
b.      Mendorong anak yang membutuhkan bantuan



2.      Berbagi
a.       Menerima alternatif-alternatif
b.      Memberikan mainan pada anak lain.
c.       Membiarkan anak lain menyelesaikan sesuatu



3.      Menerima tanggung jawab
a.    Menggunakan bahan-bahan dengan cara yang benar
b.    Membantu membersihkan dan merapikan
c.    Menyelesaikan tugas





4.    Analisis Gambar Anak
Dalam mengevaluasi gambar anak, guru dapat melakukannya dengan cara mengumpulkan gambar-gambar anak yang pernah dibuat, dan melihat perkembangan dari hari kehari.

Cara lain adalah dengan cara anakdiminta mneggambar tema tertentu, misalnya menggambar tentang keluarga, kemudian guru meminta anak untuk menceritakan gambar tersebut. Karya yang dihasilkan oleh anak adalah sebuah gambar yang memberikan makna pada guru tentang kemampuan perkembangan motorik halus anak dan daya tangkap anak serta perkembangannya.
Dalam gambar tersebut guru dapat mengetahui bagaiman perasaan anak terhadap anggota keluarga, bagaimana anak memahami hubungan anggota keluarga satu sama lainnya, bagaimana anak menggunakan ruang dan kesadarannya secara  detail (rinci). Melalui gambar anak, guru ataupun pengamat pendidikan lainnya akan mempelajari banyak hal tentang bagaimana proses berpikir anak, apa yang diketahui anak tersebut, bagaimana ia mengatur atau mengorganisasikan informasi tersebut, serta bagaimana ia menghubungkannya dengan guru ketika ia melakukan respons (tanggapan) khusus terhadap pertanyaan yang diajukan.
Selain itu, melalui gambar yang dibuat anak, guru dapat melakukan analisis dan menemukan permasalahan-permasalahan sosial emosioanal yang terjadi dalam diri anak yang tercermin dalam produk gambat yang dibuatnya. Misalnya anak yang kurang memiliki keberanian dan cenderung kurang percaya diri biasanya ia akan menggamabr dengan bnetuk-bentuk yang kecil dan tidak sesuai dengan kertas gambar yang dimilikinya, ragu-ragu atau menutupi gambar dengan tangan atau badannya seolah takut dilihat orang . sementara anak yang sangat percaya diri dan yakin pada kemampuannya akan memenuhi kertas dengan gambarannya yang berukuran besar, terisi penuh, dan berwarna-warni. Ia tidak ragu-ragu mencoret-coret gambarnya. Selain itu pemilihan warna pun dapat mencerminkan kondisi psikologisnya. Misalnya anak yang tertekan ataupun memiliki masalah emosional biasanya senang menggunakan warna hitam.
gambar anak tk.jpg
Contoh gambar yang dibuat anak.

5.      Analisis Foto, Vcd, dan Audiotape
Dengan metode ini guru akan mendapatkan informasi yang sangat menarik dan bermanfaat berdasarkan data-data visual.
Pada awal tahun ajaran baru, guru mengambil foto anak-anak dari berbagai sudut kekhasan anak. Dalam foto tampak anak sedang menangis ketika ditinggal ibunya, ada anak yang pemalu, pendiam, lincah, dan langsung memimpin anak yang lain dan sebagainya. Guru juga dapat mengambil gambar interaksi mereka dengan menggunakan handy camera. Dalam bentuk audio guru pun dapat merekam suara anak, saat diwawancarai pertama kali bertemu. Dan diakhir tahun ajaran, guru dapat melakukan pengambilan foto kembali, merekam aktivitas anak melalui handycame dan merekam suara mereka kembali.
Dengan dua aktivitas ini, guru dapat membedakan melihat secara jelas perubahan apa yang tampak dalam perkembangan sosial emosional mereka, dan anak-anak pun dapat dilibatkan untuk mengevaluasikan diri mereka sendiri, dengan cara membandingkan foto mereka diawal dan diakhir tahun ajaran.

6.      Percakapan Atau Wawancara dengan Anak
Patmonodewo (1998) mengatakan bahwa percakapan adalah metode penilaian yang dilakukan melalui bercakap-cakap atau wawancara antara anak dengan guru baik didalam kelas maupun diluar kelas. Percakapan atau wawancara dengan anak merupakan suatu cara pengumpulan informasi yang diperoleh secara langsung dari anak. Anak menyadari bahwa anda sebagai guru tertarik pada cara mereka berpikir dan merasakan emosi.
            Percakapan sebagai metode penilaian terdiri dari dua kategori, yaitu :
1.             Penilaian percakapan yang terstruktur artinya, percakapan ini dilakukan dengan sengaja oleh guru dengan menggunakan waktu khusus dan pedoman khusus walaupun sederhana.
2.             Penilaian percakapan tidak terstruktur artinya, percakapan yang dilakukan antarra guru dan anak tanpa direncanakan secara khusus, di mana saja, kapan saja dalam situsi informal.

Wawancara dengan anak dapat dberjalan dengan baik selama anak merasa nyaman untuk bercerita, dilakukan dengan santai dan terdapat banyak waktu dan ruang bagi anak untuk bebas berekspresi. Seorang guru dapat memulai percakapan, misalnya dengan pertanyaan”ceritakan tentang keluargamu”, “apa yang paling kamu suka di sekolah hari ini” dengan pertanyaan, maka guru harus siap menerima dan mnedengarkan jawaban anak apa adanya. Ia harus bersedia mendengarkan berbagai cerita anak dengan berbagai kemungkinan, bisa jadi ada anak yang suka bercerita sehingga ia akan menjawab dengan panjang lebar atau mungkin pula ada yang pendiam sehingga dibutuhkan keterampilan guru untuk menstimulasi anak sehingga mau dan suka bercerita.
 








BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses memilih, mengumpulkan dan menafsirkan informasi untuk membuat keputusan. Tujuan mengevaluasi anak usia dini adalah , untuk merencanakan pembelajaran individual dan kelompok, serta untuk berkomunikasi dengan para orang tua, untuk mengidentifikasi apakah anak memerlukan bantuan atau layanan khusus dan untuk mengevaluasi apakah tujuan program pendidikan anak usia dini sudah tercapai atau belum. Prinsip evaluasi adalah berpusat pada anak, berkesinambungan, menyeluruh/ keterpaduan, menyeluruh/ keterpaduan, mendidik, konsisten dan jujur, kebrmaknaan, kesesuaian dan sebagainya. Teknik evaluasi pengembangan sosial emosional aud ada bebrapa cara yaitu, observasi, catatan anekdot, daftar checklist, analisis gambar, analisis foto, vcd, auditipe, dan wawancara.



















DAFTAR PUSTAKA










2 komentar:

  1. 1xBet korean, doma news, sportsbook | bet with korean
    1xbet 1xbet korean, doma news, sportsbook | bet with korean. Korean หาเงินออนไลน์ Sportsbook is giving customers a chance to bet deccasino with one of their favorites.

    BalasHapus